Realitaonline.com, Kabupaten Siak -
Pemungutan uang pakaian siswa baru masuk di SMP Negeri 05 Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, Propinsi Riau, pada bulan Juni tahun 2019 lalu diduga ajang mark up. Kepada siswa diminta uang pakaian Rp 1,5 juta lebih.
Ironisnya, uang di SMP Negeri 05 Kerinci Kanan kepada siswa diminta uang bangku. Setiap siswa dipungut sebesar Rp 425 ribu, jelas sejumlah orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 05 Kerinci Kanan yang berhasil ditemui media ini.
Mereka mengakui tiap siswa dipungut uang pakaian hingga Rp1,5 juta lebih oleh pihak sekolah. Uang sebanyak itu untuk biaya pengadaan pakaian sekolah sebanyak 5 pasang.
Orang tua siswa yang meminta identitas mereka dirahasiakan menyampaikan, sebanyak Rp 924 ribu dipungut untuk biaya bakal kain 4 pasang dan satu pasang baju pramuka. Sedangkan biaya jahit empat pasang pakaian diluar baju pramuka, dipungut sebesar Rp 150 ribu. Sehingga total uang pakaian yang wajib dibayarkan oleh setiap siswa kepada pihak sekolah senilai Rp 1.524.000, (satu juta lima ratus dua puluh empat ribu rupiah).
Ketua panitia penyelenggara penerimaan peserta didik baru (PPDB) Ermawarti S.Pd saat ditemui beberapa waktu lalu tidak mau menerangkan masalah itu. Dia meminta untuk dikonfirmasikan langsung kepada Sama'un S.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 05 Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, Propinsi Riau.
Saya tidak berani menjelaskan hal itu karena saya hanya sebagai bawahan. Lebih baik bapak-bapak jumpai saja kepala sekolah, ujar Ermawati kepada awak media.
Sehingga Ermawati meminta nomor HP media ini dan berjanji akan menghubungi awak media jika kepala sekolahnya masuk sekolah. Sebab hari itu Samaun sedang tidak masuk di sekolah.
Sukirman salah seorang tenaga guru, mengaku kepala sekolahnya barusan beberapa hari lalu masuk sekolah. Tidak tahu kalau memang ada janjian dengan ketua panitia PPDB (Ermawati) menghubungi awak media saat kepala sekolah masuk, ujarnya.
Samaun yang sudah dihubungi berulang kali tidak pernah mengangkat telefonnya. Konfirmasi melalui aplikasi whatssAp juga enggan dibalasnya. (Sona)