PEKANBARU - Belum tertangkapnya Harimau yang berkeliaran di area kebun sawit Kabupaten Inhil, Provinsi Riau membuat Balai Besar Konservas...[read more] "> PEKANBARU - Belum tertangkapnya Harimau yang berkeliaran di area kebun sawit Kabupaten Inhil, Provinsi Riau membuat Balai Besar Konservas" />
 
Home
Keluarga Besar Rang Jambak ( KBRJ) Mengadakan Silaturahmi dan Berbuka Bersama. | Polres Dumai Berhasil Menggulung 4 Tersangka Dengan Barang Bukti 5000 Kg Sabu dan 150 Butir Pil Ekta | Minta Perhatikan Daerah yang Komitmen Menjaga Lingkungan | Keluarga Besar SDN 006 Pangkalan Kerinci Gelar Buka Puasa Bersama | Pemko Pekanbaru Serahkan LKPD 2023 ke BPK Perwakilan Riau | Disdukcapil Pekanbaru: Dokumen Kependudukan Sudah Ada Barcode, Tidak Perlu dilegalisir
Jum'at, 29 Maret 2024
/ Indragiri Hilir / 16:50:54 / BBKSDA Riau Akhirnya Datangkan Pawang Harimau dari Aceh /
BBKSDA Riau Akhirnya Datangkan Pawang Harimau dari Aceh
Selasa, 13/02/2018 - 16:50:54 WIB
kemunculan Harimau di jalan lintas perkebunan sawit di Inhil, beberapa waktu lalu yang sempat terekam video

REALITAONLINE.COM,PEKANBARU - Belum tertangkapnya Harimau yang berkeliaran di area kebun sawit Kabupaten Inhil, Provinsi Riau membuat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau harus mendatangkan pawang 'si belang' dari Aceh.

Ini sebagai langkah untuk menyelamatkan Harimau Sumatera atau bernama Panthera Tigris Sumatrea, yang diketahui berkeliaran di area perkebunan sawit, Kabupaten Inhil beberapa waktu lalu. Hal itu dibenarkan Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati, Selasa (13/2/2018).

Kata dia, pawang Harimau bernama Sarwani tersebut telah berada di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil. Di lokasi itu, dua ekor Harimau Sumatera Betina yang diperkirakan berusia 4-5 tahun berkeliaran.

BBKSDA Riau memberi nama kedua Harimau yang diduga berasal dari SM Kerumutan tersebut dengan Boni dan Bonita. Sampai saat ini,  sudah 42 hari lamanya satwa buas tersebut berada di area perkebunan sawit, bahkan sudah ada korban tewas diterkam.

Korban ini bernama Jumiati. Ia meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan awal Januari 2018 lalu, setelah diterkam salah satu Harimau, yang diduga dilakukan oleh Bonita. Sudah berbagai upaya dilakukan untuk menangkapnya, namun belum membuahkan hasil.

Perangkap juga sudah dipasang dilengkapi umpan berupa kambing dan babi hutan, namun belum bisa memancing Harimau ini muncul dan mendekati perangkap yang disediakan. Diturunkan pula tim BBKSDA Riau, kepolisian serta penggiat satwa dilindungi.

Tak cuma itu, delapan kamera pengintai juga dipasang untuk melacak satwa tersebut. Diyakini Dian, segala hal dari segi teknik sudah diupayakan, dengan berpedoman pada peraturan dalam mengatasi konflik satwa dan manusia.

Sementara itu, Ketua tim penyelamat Harimau Mulyo Hutomo mengatakan, hewan ini diduga kuat mengalami perubahan perilaku. "Dari apa yang kita temukan, dia mengalami 'in-habituasi'. Perilakunya berubah, dari awalnya menghindari manusia, sekarang justru mendekati manusia," jelasnya.

Perubahan perilaku itu ditunjukkan saat Harimau terus terlihat di sekitar perkebunan. Bahkan, satwa dilindungi itu terlihat tidak takut saat berhadapan dengan sekelompok orang. Itu ditunjukkan dengan rekaman video yang sempat beredar beberapa hari lalu.

Video tersebut sempat viral, namun diisukan lokasi berkeliarannya di Jalan Lintas Bono, Kabupaten Pelalawan. Ini langsung diklarifikasi pihak BBKSDA Riau dengan menyatakan kalau itu tidak benar, karena rekaman tersebut di Kecamatan Pelangiran, Inhil.

Rekaman kemunculan si belang ini diambil pada 4 Februari 2018 lalu oleh petugas Patroli tim Rescue Konflik Harimau Sumatera di jalan lintas perkebunan sawit. BBKSDA Riau pun mengimbau masyarakat Pelalawan untuk tidak resah. ***
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com