Realitaonline.com, Pelalawan -
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Diparpora) Kabupaten Pelalawan, Andi Yuliandri tidak terima pemberitaan terkait dugaan jual proyek PL (penunjukkan langsung) oleh PPK (pejabat pembuat komitmen) Erinaldo. Dia menuding wartawan memfitnah hingga mengancam mengejar wartawan media ini jika dia ikut diberitakan masalah itu.
Kepala Disparpora Kabupaten Pelalawan saat dihubungi, malah balik melempar pertanyaan. "Berita itu bisa kau pertanggung jawabkan, bisa kau buktikan? Itu berita, kan kau yang bikin?," tanya Andi Yuliandri saat dikontak media ini Selasa (28/12/2021).
"Kok begitu caranya, sembarangan bikin berita? Bisa kau pertanggung jawabkan kan, orang yang menyampaikan sama kau berarti orangnya ada kan?," sebut Andi kembali bertanya balik.
"Oke kalau gitu kita klarifikasi nanti. Aku mau panggil orangnya itu. Ya mau kupanggillah siapa yang ngasih berita sama kau," ucapnya saat ditanya siapa yang dipanggil.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan olahraga Kabupaten Pelalawan mengaku tidak mengetahui dugaan jual beli proyek PL (penunjukkan langsung) oleh PPK (pejabat pembuat komitmen) Erinaldo. Justru dia menuduh media ini melakukan fitnah, hingga mengancam mengejar wartawan jika memberitakan masalah tersebut.
"Saya gak tahu itu. Eh hati-hati kau bicara, makin jauh lagi ini. Oh hebat kali kau itu, kalau itu kau beritakan makin ku kejar kau nanti, iya fitnah itu. Hati-hati kalau fitnah ya, kalau mau berkawan, berkawan ya! tapi kalau fitnah, sampai ke lubang tikus ku kejar kau nanti, iya apa lagi kau memfitnah orang, enak kali kau," ujar kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Pelalawan yang mengaku sedang berada di rumah sakit itu saat ditanya apakah dapat jatah dari dugaan jual proyek tersebut.
Dengan nada marah Andi Yuliandri mengatakan, "mentang-mentang kau punya pena, kau fitnah-fitnah orang. Nggak bolehlah, kan ada klarifikasi dulu dengan orangnya, buktikan dulu. Uandang-undang pers itu kan jelas, harus ada klarifikasi. Kau harus punya dulu data-datanya, bukti-buktinya siapa yang mengatakannya. Apa lagi mengatakan aku punya pula disitu, itu mantap kali beritanya nanti kan," tambahnya.
Klarifikasi sama dia (menyarankan minta klarifikasi dari Erinaldo). Carilah dia disitu, katanya menyarankan media ini mencari PPK di kantornya.
Sebagaimana berita media ini beberapa hari lalu, bahwa PPK kegiatan Disparpora Kabupaten Pelalawan Erinaldo S.Sos diduga juali
Proyek PL (Penunjukkan Langsung) yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pelalawan anggaran tahun 2020 lalu. Setiap paket PL dibandrol seharga Rp 10 juta kepada rekanan kontraktor pelaksana, dari seratusan proyek PL tahun 2020 lalu.
Erinaldo S.Sos yang dikonfirmasi beberapa waktu silam masalah itu mengaku, dia juga dapat rumor demikian. Namun meskipun dia sudah lama diberi amanah sebagai PPK, tetapi tidak pernah mengambil pekerjaan tersebut, katanya.
Dikatakan Kabid Sarana dan Prasarana Disparpora Kabupaten Pelalawan itu "saya berani dikonfortir dengan siapapun, sebagaimana yang kira-kira pekerjaan milik saya gitu. Cuma, kan mungkin, ada terdengar, ini maaf ya, mungkin abang paham ya, kemungkinan kawan-kawan ada keinginan ini (rekanan kontraktor minta proyek PL); ada pekerjaan gak, yang bisa kami kerjakan? Jadi saya coba akomodir, sementara ini Pokirnya si Anu. Silakan coba bernegosiasi disana, mau nggak beliau (Dewan) memberikan pekerjaan tersebut. Yang saya lakukan hanya itu. Diluar dari pada itu, harus sesuai proses," ucap Erinaldo yang biasa dipanggil Atan itu membeberkan.
Terkait permintaan uang sebesar Rp 10 juta setiap paket PL, dengan gamblang Erinaldo menjelaskan bahwa, dia hanya menyampaikan permintaan anggota Dewan. "Dalam permintaan itu saya hanya menyampaikan. Abang (Dewan) butuhnya apa? Karena kawan-kawan (anggota Dewan) itu tidak mau ketemu. Dan itu tidak berarti beli paket. Menurut saya itu tanda berkawan, atau ucapan terima kasihlah jatuhnya," imbuhnya lagi menjelaskan.
Sayangnya Erinaldo mengaku tidak paham dengan nilai uang yang cukup fantatis yang dia pungut dari setiap PL tersebut. "Kalau itu saya tak paham. Bagaimana bahasa sedapnya ya bang? Saya takut salah ngomong, karena ini nanti kemana-mana. Intinya, saya tidak ada memperjual belikan paket (proyek), jawabnya.
Anehnya ketika ditanya siapa anggota dewan yang Pokirnya dia akomodir, Atan memberi jawaban yang menohok. "Tak boleh begitu bang, kita berkawan bang, kita semua berkawan. Sayapun lupa pula siapa-siapa orangnya (anggota dewan yang punya Pokir yang dia komodir). Apa yang bisa saya bantu bang? Tanya Atan menawarkan bantuan kepada awak media untuk mengalihkan pembicaraan. (Sona)