SELATPANJANG - Wakil Pimpinan DPRD Kepulauan Meranti mengatakan bahwa perang air (Cian Cui) saat Imlek di Selatpanjang bukanlah tradisi ...[read more] "> SELATPANJANG - Wakil Pimpinan DPRD Kepulauan Meranti mengatakan bahwa perang air (Cian Cui) saat Imlek di Selatpanjang bukanlah tradisi " />
 
Home
Gerakan Sinergi Reforma Agraria Miliki Nilai Positif | Polres Dumai Raih Penghargaan Optimalisasi Operasi Tertib Ramadan | Bupati Kasmarni Harap Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan | Pilkada, Dinkes Siap Fasilitasi Pelayanan Kesehatan KPU Bengkalis | Ketua LPTQ Kabupaten Kampar Berharap Bisa Juara | Menuju Pilkada Tapsel 2024: Rasyid Assaf Dongoran Hantarkan Formulir Bupati Pada Golkar Tapsel
Rabu, 24 April 2024
/ Meranti / 17:43:21 / Rapat Finalisasi Persiapan Imlek /
Rapat Finalisasi Persiapan Imlek
Selasa, 13/02/2018 - 17:43:21 WIB

REALITAONLINE.COM,SELATPANJANG - Wakil Pimpinan DPRD Kepulauan Meranti mengatakan bahwa perang air (Cian Cui) saat Imlek di Selatpanjang bukanlah tradisi masyarakat Tionghoa. Melainkan sudah jadi iven wisata tahunan di Kota Sagu.

Potensi dari Cian Cui ini sangat besar. Lebih 20 ribu warga ke Selatpanjang, Kepulauan Meranti, setiap tahunnya. Tak hanya wisatawan dari dalam negeri, mereka yang dari luar negeri pun datang ke Selatpanjang. Sehingga, kesan yang baik harus diciptakan.

Menurut Muzamil, potensi ini harus dimanfaatkan dengan maksimal. Sebab, jika ingin memperkenalkan wisata Meranti dari sisi lain, tidak didukung secara geografis. Meski memiliki wilayah perairan yang luas namun Meranti tidak ada pantai-pantai dengan pasir bagus.

"Maka dari itu, dengan iven Perang Air inilah cara kita memperkenalkan Meranti ke dunia luar," kata Muzamil saat hadir di rapat finalisasi Imlek di Selatpanjang, Senin (12/2/2018).

Kata Muzamil lagi, sejauh ini sudah ada koordinasi dengan pihak Sri Wijaya Air. Mereka akan turun ke Selatpanjang, mencatat apa saja yang ada di Meranti dan akan membantu mempromosikan.

Di tempat yang sama, Sekdakab Yulian Norwis mengatakan, Cian Cui atau perang air ini bermula dari kebiasaan saling bergurau antar penduduk Tionghua di Selatpanjang. Itu sebagai ekspresi menyambut tahun baru Imlek. Perang air dilangsungkan selama 6 hari berturut-turut setiap sore.

"Cian Cui ini cepat berkembang dan menjadi iven besar yang mempekenalkan Meranti. Perang air mampu mengalahkan pesta Songkran di Thailand," kata Sekda Yulian Norwis.

Dalam hal ini juga, Sekda Yulian Norwis meminta semua pihak agar menjaga keamanan dan memberikan rasa nyaman. Sebab, ssuksenya iven Cian Cui sempena Imlek adalah suksesnya Kabupaten Kepulauan Meranti.

Hadir saat rapat finalisasi persiapan Imlek 2018 adalah perwakilan kepolisian, perwakilan Disparpora, Disperindag, Kesbangpol, MUI, perwakilan masyarakat Tionghoa, dan dan unsur Muspida lainnya. (rls)
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com