BANGKINANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang tahun 2010 lalu membeli computerized tomography scan (CT Scan) senilai Rp5 miliar....[read more] "> BANGKINANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang tahun 2010 lalu membeli computerized tomography scan (CT Scan) senilai Rp5 miliar." />
Home
Keluarga Besar Rang Jambak ( KBRJ) Mengadakan Silaturahmi dan Berbuka Bersama. | Polres Dumai Berhasil Menggulung 4 Tersangka Dengan Barang Bukti 5000 Kg Sabu dan 150 Butir Pil Ekta | Minta Perhatikan Daerah yang Komitmen Menjaga Lingkungan | Keluarga Besar SDN 006 Pangkalan Kerinci Gelar Buka Puasa Bersama | Pemko Pekanbaru Serahkan LKPD 2023 ke BPK Perwakilan Riau | Disdukcapil Pekanbaru: Dokumen Kependudukan Sudah Ada Barcode, Tidak Perlu dilegalisir
Jum'at, 29 Maret 2024
/ Kampar / 19:44:42 / Beli CT Scan Rp5 Miliar Pakai APBD Tahun 2010 /
Beli CT Scan Rp5 Miliar Pakai APBD Tahun 2010
Kamis, 20/07/2017 - 19:44:42 WIB
Direktur RSUD Bangkinang Wira Dharma

REALITAONLINE.COM,BANGKINANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang tahun 2010 lalu membeli computerized tomography scan (CT Scan) senilai Rp5 miliar. Dananya berasal dari APBD Kampar. Tapi sayang, hingga saat ini, alat medis tersebut tak bisa digunakan.

Hal ini diakui oleh Direktur RSUD Bangkinang Wira Dharma, Rabu (19/7/207) saat diwawancara GoRiau.com. "Pembeliannya itu, pakai dana APBD Kampar 2010, senilai Rp5 miliar," ujarnya.

Wira Dharma menjelaskan bahwa alat tersebut dikirim langsung dari Jepang dengan merk Philips. Pembeliannya dilakukan melalui distributor yang ada di Indonesia.

Sejak diadakan pada tahun 2010 itu, alat medis tersebut tidak pernah digunakan. Hal itu dikarenakan ruangan khusus untuk CT scan ini masih terbengkalai. Belum selesai dibangun.

Lanjut Wira bahwa arus listrik untuk menggunakan alat ini, belum memadai. "Jadi sampai lima tahun alat tersebut hanya terletak saja, karena ruangannya masih terbengkalai. Pada tahun 2016, barulah aliran listrik mencukupi," sebutnya.

Sehingga, setelah arus listrik memadai, maka pihak RSUD didampingi oleh pihak yang berkompeten dengan alat ini, mencoba untuk menghidupkan CAT scan. Dan ternyata, saat percobaan penggunaan alat ini, tidak bisa berfungsi. Sudah rusak.

"Mungkin karena sudah lama terletak, alat ini rusak. Tidak bisa berfungsi dengan baik. Kalau kita paksakan untuk mengoperasikannya, bisa meledak. Akan menimbulkan radiasi," katanya Wira.

Sehingga dilakukan perbaikan. Alat medis ini kata Wira, dikirim lagi ke Jepang untuk perbaikan. Tapi sampai saat ini, belum ada konfirmasi dari pihak yang memperbaiki. "Kita juga sudah laporkan ke Bupati terkait permasalahan ini. Inspektorat juga sudah memeriksa kita," jelasnya.

Sedangkan di tahun ini, Wira mengaku juga sudah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan untuk pengadaan CT scan kembali. Pengadaan CT scan ini, nilainya lebih tinggi dari sebelumnya. Di mana, harganya mencapai Rp13 miliar. "Mudah-mudahan usulan ini diterima," harapnya.

Wira juga mengakui, untuk RSUD Kampar, CT scan ini tidak begitu urgen. Sebab, selain dokter yang mengoperasikan alat ini belum ada, dokter spesialis untuk menindaklanjuti hasil CT scan ini, juga belum ada.

"Keperluannya tidak urgen. Dokter pemakai alat tidak ada. Dokter bedah saraf belum ada, dokter jantung juga belum ada, dan dokter bedah ortopedi belum ada," ulasnya. ***
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com