Kecewa Dengan PPDB SMA Dan SMK Jalur Zonasi Puluhan Warga Pekanbaru Protes Ke Disdik Riau
Realitaonline.com, Pekanbaru - Kecewa dengan proses Penerimaan Peserta Didik Baru Tingkat SMAN dan SMKN Tahun Ajaran (2020/2021), dengan jalur Zonasi, Selasa (30/6) puluhan warga Pekanbaru gelar aksi mendatangi kantor Dinas Pendidikan Riau. Kedatangan para warga tersebut untuk mempertanyakan yang dimaksud dengan jalur zonasi yang sebenarnya. Dan mereka menuding PPDB online dengan sistim zonasi,
yang diterapkan oleh Disdik sangat merugikan masyarakat atau calon pessrta didik. Mereka juga mendesak Pemerintah dalam hal ini Disdik Riau mencari solusi agar anak-anak mereka bisa bersekolah.
Kepada media ini, salah seorang warga Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai menuturkan,
anaknya yang mendaftar dengan jalur Zonasi yang konon lebih dekat jarak rumahnya ke SMKN 7 Pekanbaru tidak diterima. Sermentara ada calon peserta didik yang tempat tinggalnya lebih jauh malah diterima.
Saat kondisi terserbut kami konfirmasi ke Khalis Binsar selaku panitia PPDB SMKN 7 Khalis Binsar berdalih bahwa dirinya hanya sebagai tim verifikasi PPDB, urainya.
Dikisahkan orang Tua calon peserta didik ini lagi, Khalis menampik, tudingan adanya permainan dalam PPDB. Kalau memang ada seperti yang dituduhkan, tanya saja ke Sekokah, bukan pada saya, jawab khalis binsar saat itu, ujarnya.
Justru Khalis Binsar menceramahi kami dengan menguraikan aturan dalam PPDB tahun 2020,. Bahwa PPDB dengan Sitim zonasi online sudah teraplikasi, pihaknya tidak bisa
menambah dan menguranggi, dari ketentuan PPDB. Antara lain, jalur zonasi 50 persen, afirmasi atau keluarga tidak mampu 15 persen, prestasi 30 dan 2 persen Hafiz Qur’an tutur Khalis binsar. kepada kami, bebernya.
Disisi lain, salah seorang peserta aksi yang mengaku anaknya mendaftar di SMAN 13 Pekanbaru yang berlokasi di Muara Fajar Rumbai menuturkan, Anaknya mendaftar dengan jalur Zonasi. Dia menuding bahwa operator atau panitia PPDB SMAN 13 ada permainan. Dicontohkannya, calon peserta didik yang tinggal di Kelurahan Agro wisata dan Kelurahan Palas tidak masuk zonasi di SMAN 13. Tetapi yang berdomisili di Kelurahan tetangga yang konon bukan bagian dari zonasi diterima, bebernya dengan nada emosi.
Menanggapi tuntutan dan tudingan warga tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Riau, melalui Sekretaris Disdik Riau, Ayu Suhendra menjelaskan, hal tersebut bisa saja terjadi karna memgingat di Kecamatan Rumbai hanya ada dua sekolah. sementara jumlah calon peserta didik setiap tahunnya terus bertambah. Melihat kondisi ini,
Ayu Suhendra berjanji akan berkoordinasi dengan seluruh Camat yang wilayahnya kekurangan sekolah, sebutnya.
Dia juga berharap kepada warga agar jangan terlalu dipaksakan untuk bersekolah negeri dengan alasan gratis biaya pendidikan. Karena untuk sekolah swasta juga penerintah sudah mengucurkan Bosda, sehingga biaya pendidikan tidak lagi seperti sebelumnya. Jadi kami tekankan jija anak kita tidak bisa masuk sekolah negeri, di sekolah swasta tidak masalah karna memang sudah ada anggarannya bagi anak kita yang bersekolah di swasta, paparnya.
Dia berjanji akan memanggil semua sekolah
yang bermasalah dengan PPDB, Nanti akan kita koordinasikan dengan Kadisdik, untuk mencari solusi atas persoalan ini kedepan, ucapnya.
Dia juga memperjelas, bahwa dalam PPDB saat ini, semua sudah mengacu kepada regulasi yamg ada. Kita tidak bisa lepas dari aturan yang sudah di tentukan oleh Kementerian Pendidikan,jadi apa yang menjadi persoalan saat PPDB saat ini semua tidak lepas dari ketentuan yang sudah ada, terang Ayu Suhendra.
Ditambahkan Ayu Suhendra, bahwa sistim zonasi saat ini sudah baik. Artinya, semua merata tidak ada tebang pilih. Tetmasuk kepada sekolah swasta, Gubernur Riau sudah menganggarkan Bosda untuk membantu biaya pendidikan anak-anak kita agar tetap bisa bersekolah, ujar Ayu Suhendra, (Rpc )***
