PT.WASKITA KARYA BELUM LUNAS BAYAR UPAH PK DI DESA KEMANG
Dibaca sebanyak 894 kali
Pelalawan | Yulius Halawa | Selasa, 23/02/2021 | 12:09:27 WIB
Realitaonline.com, Pelalawan -
Pembangunan jaringan tiang sutet yang melintasi desa kemang Kecamatan Pangkalan kuras menjadi Perhatian Publik , baru-baru ini,kepala rombongan ( KR) sebagai penanggung jawab, didatangi istri ( Keluarga ) dari 12 karyawan ( Pekerja ) jaga malam , kehadiran mereka mempertayakan upah suami mereka kenapa tidak dibayarkan lunas oleh Oknum Pengawas PT.Waskita karya.padahal kerja sdh siap .
( Selasa 23/2/2021) OK.Arifullah sebagai KR ( Kepala Rombongan) datang melaporkan ke Media ini tentang keluhan yang mereka alami ,dengan menceritakan. Keluhan ,keluarga ke 12 pekerja ngamuk mengeluarkan kata -kata seakan-akan kita tinggal di Negara kerajaan, suami mereka sudah selesai kerja untuk menjaga material dan alat berat PT.Waskita Karya malah suka -suka mecicil upah ,dengan total upah yang mereka dapatkan tidak dilunasi sesuai dengan hari kerja.
Media ini mencoba untuk mengkonfirmasi keluhan pekerja tersebut ke Sartoni sebagai pengawas. PT.Waskita Karya, ternyata bahasa berbau preman melontar kata... oiya itu Ok.Arifullah lapor ke media..silahkan espos bila perlu Laporkan aja ke kepolisian, dan Jaksa. saudara tidak perlu konfirmasi lagi ke Saya Ujar Sartoni.( Pengawas PT. Waskita Karya ,.
Mendengarkan kata - kata. Pengawas PT. Waskita Karya sangat menyakitkan...orang mau minta upah kok malah menggertak...apakah Perusahaan besar sebagai BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) sengaja memelihara Pengawas bergaya preman ? jangan-jangan itu Pengawas mencari untung pribadi dengan mengorbankan tenaga orang kecil .
Kepala rombongan OK.Arifullah sangat kecewa dengan PT.Waskita Karya. Masa ada pengawas bergaya preman , ini demi perut anak istri pekerja ...main gertak -gerta dan bila mana tidak ada pelunasan , kekurangan upah mereka sekitar. 120 jt lagi Anggotanya yang ke 12 Orang dan keluarganya tersebut akan menyitop pekerja yang ada di seputaran. Wilayah desa Pangkalan kuras, Pungkasnya, dengan nada keras