REALITAONLINE.COM, PELALAWAN - Keberadaan Gelanggang Permainan (Gelper) yang terindikasi judi, bertahan subur di kota Kecamata Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan-Riau.
Gelanggang permainan Gelper ini, dinilai tidak pernah tersentuh hukum. Sementara keberadaannya, beralokasi di pusat kota pangkalan kerinci yang tidak begitu jauh jaraknya dari kantor Polres Pelalawan dan terlebih kantor Polsek Pangkalan Kerinci.
Celakanya, permainan gelper ini, terkesan dibiarkan oleh pemerintahan dan aparat penegak hukum. Sehingga, tidak heran jika usaha berbau judi ini, bertahan subur di Pangkalan Kerinci.
Salah seorang inisial WS (pengunjung Permainan Gelper) yang berhasil di wawancarai oleh media ini, mengaku sudah kalah dalam memainkan permainan tersebut.
“Saya sudah kalah dalam Permainan ini sebesar Rp. 3 Juta,” kata WS, seraya mengeluh kepada ungkapriau.com, Sabtu (15/02/2019) sekitar Pukul 15:30 Wib.
Lebih lanjut WS menjelaskan. Didalam konsekuensi permainan Gelper ini. Pemainnya jika menang dan bukan uang tunai pembayarannya melainkan ditukar dengan rokok Sapoerna.
“Iyalah, Pak. Untuk bermain Gelper itu, tentu pakai uang. Uang, kita tukarkan dengan koin dan koin itulah yang kita masukan dalam mesin Gelper itu, baru kita dapat memainkannya,” jelasnya.
“Ya, soal kalah menang dalam suatu permainan itu, tidak diherankan. Saya kalah Rp.3 Juta hari ini, itu masih tergolong kecil. Bahkan ada yang mencapai puluhan juta kalah setiap hari di tempat ini,” bebernya.
Terkait dengan keterangan WS ini, sangat mengundang rasa prihatin jika permainan yang sering diramaikan pengunjung itu bisa mengalahkan pemainnya sampai berjuta-juta hingga puluhan juta. Ini sangat ironi pihak penegak hukum tutup mata dalam usaha yang terindikasi judi itu.
Semestinya, aparat penegak hukum maupun pihak-pihak terkait, akan mengambil sikap tegas termasuk menutup paksa keberadaan gelper yang saat ini semakin eksis beroperasi di Kecamatan Pangkalan Kerinci. Apalagi Gelper ini sangat bertentangan dengan slogan Kabupaten Pelalawan “Tuah Negeri Seia Sekata”.
Sementara itu, salah seorang karyawan ANEKAZONE yang mengaku namanya Achin dan Rustam saat di konfirmasi ungkapriau.com di ruang kerjanya sekitar Pukul 15:30 Wib, Sabtu (15/02/2019). Dirinya mengakui usaha yang sedang dikelolanya sering mengalami minus.
“Kita sering mengalami kerugian dan minus, dikarenakan semasa silalahi membantu kita disini, sering memasukan proposal sampai 3 proposal untuk permintaan bantuan dana. Bahkan dalam satu bulan. Proposal yang dibawa masuk di ANEKAZONE oleh SH itu, mencapai delapan proposal,” jelas Achin, mengeluh karena uang pribadinya, sering menutupi minus.
Selain itu kata Achin alias Rustam, sejak ANEKOZONE beroperasi, tidak sedikitnya peminta-minta datang termasuk pihak dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan. “Sering kok. Ada yang datang meminta dana dari sini dengan mengatasnamakan pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan,” katanya, sembari menunjukkan amplop suart dari Pemda yang bertuliskan Nama inisil T.Said J.
Achin alias Rustam ini juga mengancam melaporkan oknum Pemda yang meminta-minta dana di ANEKA ZONE nya karen dia menduga proposal yang dimasukkan oleh inisial TJ itu merupakan proposal rekayasa.
“Saya menduga proposal Pemda itu direkayasa oknum tersebut. Apalagi didalam proposal itu terdapat bekas TIP EX. Kami mengurungkan niat melaporkan oknum tersebut, karena sudah tidak datang-datang lagi kesini,” katanya mengancam.
Lebih lajut Achin menyebutkan, sejak usaha Gelper ANEKA ZONE miliknya beroperasi di kota Kecamatan Pangkalan Kerinci, tidak sedikitnya peminta-minta. Akibat banyaknya peminta-minta membuat usaha kami minus.
“Jikapun usaha ini ditutup, tidak masalah. Bahkan kami senang. Pendapatan dengan pengeluaran tidak sebanding,” ujarnya sambil menyodorkan uang lembaran 50000 Riabu yang langsung ditolak oleh wartawan ini. (Tim)